TOTAL PETROLEUM HYDROCARBON

Suatu hari seorang teman bertanya seperti ini :

  1. Mengapa pada penelitiannya menggunakan metode IR untuk Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) dan bukannya dengan GC ?
  2. Mengapa di metode IR menggunakan pelarut CCl4 atau TCE dan tidak menggunakan pelarut hexane seperti pada metode gravimetri ?
  3. Apa perbedaan metode IR dan metode gravimetri ?
  4. Bagaimana mengubah nilai absorbansi di IR menjadi konsentrasi ?

Saat ditanya, aku tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan. Kebetulan yang nanya juga bukan dari Kimia Murni tapi pertanyaan itu muncul saat sidang penelitiannya. Sebagai orang Kimia tentu pertanyaan itu menjadi tantangan tersendiri. Untuk dapat menjawab dengan pas.

Jawaban :

1. Balik ke tujuan analisanya terlebih dahulu. Apakah hanya kadar TPH atau hingga sedetail mengetahui  jenis masing-masing senyawa kimia didalam sampel. Selain itu dilihat juga senyawa yang mau diekstrak apakah volatile, semi volatile atau non volatile. Bila hanya ingin tahu kadar TPH yach cukup dengan metode IR dengan catatan senyawa yang diekstrak adalah  semi volatile atau non volatile. Bila senyawa yang diekstrak adalah  volatile maka metode GC yang harus digunakan. Walaupun begitu GC juga hanya bisa mendeteksi C6 – C25 atau C36.

2. Metode IR untuk analisa TPH mengukur absorbansi ikatan C-H.  Untuk metode di Amerika Serikat, IR digunakan mengukur frekwensi tunggal yaitu 2930 cm-1 yang berhubungan dengan stretching group alifatik CH2. Sedangkan di Eropa, mengunakan banyak frekwensi termasuk 2960 cm-1 untuk group CH3 dan 2900-3000 cm-1 untuk ikatan aromatik C-H. Dari sini bisa dilihat karena ikatan C-H yang diukur maka pelarut yang digunakan untuk mengekstrak tidak boleh mengandung ikatan C-H sehingga digunakan freon, CCl4 atau TCE.

3.    

TPH

Daftar Pustaka

1. Total Petroleum Hydrocarbon Criteria Working Group Series. “Analysis of Petroleum Hydrocarbon in Environmental Media”. 1998

2. SNI 06-6989.10-2004. Air dan air limbah – Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri